Gambar : Radar Magelang |
Jogjaterkini.id - Menjelang perayaan Iduladha, sejumlah pedagang di Pasar Hewan Muntilan mengeluhkan penurunan penjualan hewan ternak yang signifikan dibandingkan tahun sebelumnya. Meskipun waktu perayaan semakin dekat, transaksi jual beli hewan kurban masih jauh dari harapan.
Saroji (58), seorang pedagang sapi asal Sleman, DI Yogyakarta, menyampaikan bahwa tahun ini ia baru menjual sekitar 140 ekor sapi. Jumlah ini turun drastis dibandingkan dengan penjualan tahun lalu yang mencapai 360 ekor.
"Penurunan kalau sapi dibandingkan dengan tahun kemarin. Kemungkinan ya ekonomi masyarakat memang turun," ujar Saroji dikutip dari Tribun Jogja (08/06/24).
Saroji menawarkan tiga jenis sapi yaitu limosin, simental, dan madura, dengan harga berkisar antara Rp 21 hingga 25 juta per ekor untuk sapi berbobot 3 hingga 6 kuintal. Sapi dengan bobot tersebut menjadi favorit pembeli. Meskipun begitu, stok sapi di rumah Saroji masih cukup banyak, sekitar 180 ekor dengan harga berkisar antara Rp 21 hingga 40 juta.
Tidak hanya pedagang sapi, pedagang kerbau juga merasakan dampak yang sama. Prasetyo (40), pedagang kerbau, mengungkapkan bahwa penjualan ternaknya tahun ini menurun. Ia menduga penurunan ini disebabkan oleh bencana banjir di Demak yang berdampak pada perekonomian masyarakat setempat.
"Masih tinggi tahun lalu, kemarin kan ada banjir jadi terdampak. Ini kan masukan anak sekolah jadi kurban masih agak kurang, banyak biaya," jelas Prasetyo.
Prasetyo menjual kerbau dengan harga Rp 21-25 juta untuk bobot 4 kuintal, sedangkan kerbau dengan bobot 6 kuintal dihargai hingga Rp 35 juta. Mayoritas kerbaunya dijual ke daerah Pati dan Kudus, wilayah yang memang menjadi pasar utama kerbau di Pantura.
Sementara itu, Kepala Dinas Peternakan dan Perikanan Kabupaten Magelang, Joni Indarto, memastikan bahwa stok hewan kurban di Magelang untuk kebutuhan Iduladha mengalami surplus. Berdasarkan data tahun lalu, kebutuhan hewan kurban di wilayah ini mencapai 12.000 ekor kambing dan 4.000 ekor sapi.
“Kabupaten Magelang surplus. Karena salah satu kabupaten di Jawa Tengah yang hewan ternaknya banyak,” ungkap Joni.