Gambar : Kompas |
Jogjaterkini.id – Dinas Kesehatan (Dinkes) Kabupaten Bantul memastikan bahwa hingga saat ini belum ditemukan kasus cuci darah pada anak di wilayahnya. Hal ini disampaikan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul, Agus Tri Widiyantara, saat dikonfirmasi pada Senin (12/8/2024).
"Kami sudah konfirmasi ke sejumlah rumah sakit di Kabupaten Bantul, hasilnya belum ada laporan kasus cuci darah yang dialami oleh anak-anak," ujar Agus.
Meski demikian, Dinkes Bantul tidak tinggal diam. Berbagai langkah pencegahan terus diintensifkan guna menghindari munculnya kasus serupa di masa depan. Salah satu upaya yang dilakukan adalah melalui promosi kesehatan yang digencarkan di setiap Puskesmas, klinik, dan rumah sakit di wilayah Kabupaten Bantul.
Pihak Dinkes Bantul bersama seluruh Puskesmas juga aktif mengkampanyekan gerakan masyarakat hidup sehat (Germas). Kampanye ini mencakup imbauan kepada masyarakat untuk mengkonsumsi gizi seimbang serta membatasi konsumsi gula, terutama pada anak-anak dan remaja.
"Karena, kemungkinan penyebab banyaknya cuci darah pada anak bisa jadi dari adanya perubahan gaya hidup tidak sehat," jelas Agus.
Menurutnya, gaya hidup yang tidak sehat, seperti tingginya konsumsi gula, dapat memicu penyakit diabetes melitus pada anak-anak. Jika diabetes melitus tidak terkendali, maka dapat berujung pada gagal ginjal yang memerlukan tindakan cuci darah.
Selain itu, Agus juga menyoroti meningkatnya kasus obesitas di kalangan anak-anak yang bisa menjadi faktor risiko tambahan. "Lalu, cuci darah juga bisa terjadi terkait banyaknya kasus obesitas," tambahnya.
Senada dengan Agus, Direktur RSUD Panembahan Senopati, Atthobari, juga menegaskan bahwa hingga saat ini belum ada informasi terkait pasien cuci darah dari kalangan anak-anak di rumah sakit tersebut. "Di rumah sakit kami memang ada layanan cuci darah, tapi sejauh ini pasiennya hanya dari kalangan dewasa. Tidak ada anak-anak yang cuci darah," tutup Atthobari.
Dengan berbagai upaya pencegahan yang dilakukan, Dinkes Bantul berharap dapat mencegah peningkatan kasus cuci darah pada anak-anak dan menjaga kesehatan generasi muda di wilayahnya.
Sumber : Tribun Jogja