10 karya terbaik Lomba Desain Batik Sawit Nasional 2024. (Ist) |
Jogjaterkini.id - Lomba Desain Batik Sawit Nasional 2024 tidak hanya menjadi panggung kompetisi bagi perajin batik, namun juga ruang eksplorasi inovatif dalam memperkenalkan motif batik baru dengan memanfaatkan bahan dari kelapa sawit. Ajang ini sekaligus membuka peluang pasar batik Indonesia ke kancah internasional.
Penjabat Wali Kota Yogyakarta, Sugeng Purwanto, saat membuka acara di Taman Pintar, menyatakan bahwa kegiatan ini merupakan komitmen bersama untuk menjaga kelestarian batik. Ia menekankan pentingnya Yogyakarta sebagai Kota Batik Dunia untuk terus mendukung perkembangan dan pelestarian batik, tidak hanya di tingkat lokal, tetapi juga global.
“Batik merupakan warisan budaya dunia yang diakui UNESCO. Sebagai Kota Batik Dunia, Yogyakarta memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga marwah batik dan terus mengembangkannya,” ujarnya.
Inovasi Malam Sawit: Mengubah Limbah Menjadi Produk Bernilai
Salah satu keunikan dari Lomba Desain Batik Sawit Nasional 2024 adalah penggunaan malam sawit, hasil sampingan dari proses pengolahan minyak kelapa sawit, yang biasanya dianggap sebagai limbah. Ketua Dewan Kerajinan Nasional Daerah (Dekranasda) Kota Yogyakarta, Sugiharti Mulya Handayani, menjelaskan bahwa lomba ini diikuti oleh peserta dari berbagai latar belakang, termasuk pelajar, yang berasal dari 19 provinsi di Indonesia.
“Para peserta tidak hanya diminta menciptakan motif batik yang mengangkat keindahan kelapa sawit, tetapi juga harus memahami filosofi di balik motif tersebut. Penggunaan malam sawit ini membuktikan bahwa limbah pengolahan kelapa sawit memiliki nilai guna tinggi, terutama dalam industri batik,” jelas Sugiharti.
Lomba ini juga diharapkan dapat memberikan dorongan baru bagi Industri Kecil Menengah (IKM) untuk mengembangkan batik sawit sebagai produk unggulan. Apresiasi pun disampaikan kepada Badan Pengelola Dana Perkebunan Kelapa Sawit (BPDPKS) dan CV Smart Batik Indonesia yang berkolaborasi dalam menyelenggarakan acara tersebut.
Mendorong Potensi Produk Turunan Sawit
Helmi Muhansyah, Kepala Divisi UKMK BPDPKS, menjelaskan bahwa lomba ini merupakan bagian dari upaya memperkenalkan potensi produk turunan sawit kepada masyarakat. Yogyakarta dipilih sebagai tempat penyelenggaraan karena memiliki potensi besar dalam mengembangkan produk batik berbasis sawit.
“Kami melihat Yogyakarta, dengan kreativitas dan inovasi perajinnya, memiliki peluang besar untuk memanfaatkan produk turunan kelapa sawit. Lomba ini adalah langkah awal untuk mengeksplorasi lebih jauh potensi batik sawit di masa depan,” kata Helmi.
Kisah dari Kebun Sawit: Juara dengan Filosofi Mendalam
Juara Lomba Desain Batik Sawit Nasional 2024, Franky Kurniawan asal Jember, Jawa Timur, berhasil menarik perhatian dewan juri dengan karyanya berjudul Kisah dari Kebun Sawit. Desain batiknya menggambarkan perjalanan kelapa sawit sebagai komoditas penting yang melibatkan banyak pekerja dari hulu hingga hilir.
“Melalui lomba ini, saya mendapatkan pemahaman yang lebih dalam tentang betapa pentingnya peran kelapa sawit dalam kehidupan masyarakat. Bahkan residu dari pengolahannya, yang dulunya dianggap limbah, kini bisa diubah menjadi bahan baku yang bernilai tinggi seperti malam sawit untuk produksi batik,” ungkap Franky.
Lomba ini tidak hanya memperkaya dunia seni batik, tetapi juga menawarkan perspektif baru tentang bagaimana industri kelapa sawit dapat dimanfaatkan secara berkelanjutan dan kreatif. Batik sawit, dengan segala potensinya, diharapkan dapat menjadi inovasi baru yang memperkuat posisi batik Indonesia di kancah dunia.
Sumber : Portal Berita Pemerintah Kota Yogyakarta