Gambar : Radar Jogja |
Kulon Progo, Jogjaterkini.id – Kematian Ipda BS yang mengejutkan banyak pihak akhirnya terungkap. Kapolres Kulon Progo, AKBP Wilson Bugner Pasaribu, mengonfirmasi bahwa perwira polisi tersebut meninggal dunia karena bunuh diri. Hasil investigasi menunjukkan bahwa Ipda BS menembakkan dirinya sendiri menggunakan senjata api jenis revolver, senjata dinas yang biasa ia bawa selama menjalankan tugas.
“Berdasarkan keterangan dari saksi dan olah TKP, serta hasil forensik dari rumah sakit Bhayangkara, kita sudah koordinasikan itu murni bunuh diri," jelas Wilson saat ditemui di rumah duka di Dusun Gendu, Kalurahan Jatimulyo, Kapanewon Girimulyo, Kulon Progo, Rabu (4/9).
Ipda BS diketahui mengakhiri hidupnya pada Selasa (3/9) petang di kamar tidurnya. Peristiwa tragis ini terjadi sekitar pukul 17.30 WIB, sementara istri dan anak-anaknya berada di ruangan lain yang berdekatan dengan lokasi kejadian.
Menurut keterangan Wilson, motif di balik tindakan nekat ini diduga berkaitan dengan masalah pribadi. Diketahui, Ipda BS memiliki usaha peternakan kambing etawa yang cukup terkenal di kalangan masyarakat. Namun, belakangan usaha tersebut mengalami kesulitan hingga hampir bangkrut.
"Beliau melakukan usaha ternak yang dari dulu sudah terkenal, dan di masyarakat juga beliau ini sosok yang inspiratif ya, jadi permasalahan ini karena juga dipicu oleh permasalahan pribadi yaitu permasalahan usaha ternaknya tak sesuai harapan sehingga mengambil jalan pintas sendiri," ungkap Wilson.
Dengan terungkapnya fakta ini, pihak kepolisian memutuskan untuk menutup penyelidikan lebih lanjut terkait kematian Ipda BS. Jasad perwira polisi yang menjabat sebagai Kanit Samapta Polsek Girimulyo ini telah dimakamkan di tempat pemakaman umum desa setempat pada hari Rabu (4/9) siang.
Sebelumnya, masyarakat Kulon Progo sempat dikejutkan dengan kabar kematian Ipda BS yang ditemukan tak bernyawa di rumahnya. Sang istri, TW, menjadi orang pertama yang menemukan jasadnya dengan luka tembak di bagian kepala. Peristiwa ini sempat menimbulkan berbagai spekulasi, namun akhirnya dipastikan sebagai tindakan bunuh diri akibat tekanan masalah pribadi yang dialami korban.
Kematian Ipda BS menjadi pengingat akan pentingnya perhatian terhadap kesehatan mental, terutama bagi individu yang tengah menghadapi tekanan hidup. Masyarakat diimbau untuk tidak ragu mencari bantuan profesional seperti psikolog atau psikiater jika merasakan gejala depresi atau pikiran untuk melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri.
Sumber : Detik Jogja