![]() |
Gambar : Voa Indonesia |
Jogjaterkini.id - Yogyakarta bukan sekadar kota pelajar atau destinasi wisata budaya. Di balik kemegahan candi, ramainya Malioboro, dan hiruk-pikuk mahasiswa, terdapat sebuah warisan kuliner yang tak lekang dimakan zaman: angkringan. Lebih dari sekadar tempat makan, angkringan adalah representasi gaya hidup khas Jogja yang sederhana, akrab, dan penuh makna sosial.
Dari Gerobak Sederhana, Lahir Ikatan Sosial
Angkringan biasanya hanya berupa gerobak kayu beratap terpal, menyajikan menu sederhana seperti nasi kucing, aneka sate (usus, telur puyuh, kulit), gorengan, dan berbagai jenis minuman hangat seperti teh atau wedang jahe. Meskipun tampilannya sangat sederhana, tempat ini sering menjadi ruang terbuka bagi siapa pun: mahasiswa, pekerja, seniman, hingga wisatawan. Tak jarang, diskusi hangat tentang seni, politik, hingga kehidupan dijalankan di sekeliling tikar yang dibentang di trotoar.
Keistimewaan angkringan terletak bukan hanya pada menu murahnya, tetapi juga suasana egaliter yang tercipta. Siapa pun bisa duduk sejajar, tanpa memandang status sosial.
Popularitas yang Tak Pernah Surut di Era Digital
Meski kafe-kafe bergaya kekinian semakin menjamur, eksistensi angkringan tetap kuat. Bahkan, banyak generasi muda yang memilih kembali ke angkringan demi merasakan suasana yang lebih autentik dan membumi. Inilah yang membuktikan bahwa angkringan bukan sekadar kuliner, melainkan juga bagian dari identitas kultural Jogja.
Beberapa angkringan bahkan telah menjadi ikon tersendiri. Berikut adalah deretan angkringan populer di Yogyakarta yang tak hanya melegenda, tetapi juga terus berinovasi mengikuti perkembangan zaman:
1. Angkringan Lek Man – Pelopor Kopi Jos yang Ikonik
Berlokasi dekat Stasiun Tugu, Angkringan Lek Man dikenal luas berkat menu kopi jos, yakni kopi hitam panas yang disulut arang menyala. Bukan hanya sekadar minuman, kopi jos menjadi atraksi tersendiri bagi pengunjung lokal maupun turis. Lek Man sendiri merupakan putra dari Mbah Pairo, tokoh yang diyakini sebagai pelopor angkringan di Jogja sejak 1950-an.
2. Angkringan KR (Pak Jabrik) – Tempat Berkumpul Komunitas
Berlokasi di halaman Kantor Harian Kedaulatan Rakyat, angkringan ini menjadi titik temu berbagai komunitas seni dan mahasiswa. Menu nasi kucingnya beragam, mulai dari sambal teri hingga jamur mercon. Fasilitas duduk yang fleksibel—dari kursi hingga lesehan—membuat tempat ini nyaman bagi siapa saja.
3. Angkringan Wijilan (Kang Harjo) – Dua Lantai, Dua Dunia
Berlokasi di kawasan gudeg Wijilan, Angkringan Kang Harjo hadir dengan konsep dua lantai yang tidak biasa. Ruang yang luas memfasilitasi pengunjung untuk bersantap sambil menikmati suasana malam Jogja dari ketinggian.
4. Angkringan Pak Jack – Strategis dan Ramai
Berdekatan dengan Jembatan Gondolayu, angkringan ini selalu ramai oleh pengunjung dari berbagai kalangan. Tempat yang luas, menu bervariasi, dan tentu saja kehadiran kopi jos menjadikan angkringan ini destinasi malam favorit warga Jogja.
5. Angkringan Bonbin – Spesialis Nasi Hangat
Ciri khas angkringan ini adalah nasi kucingnya yang selalu disajikan hangat, menarik banyak pelanggan yang rela antre untuk menikmati kehangatan menu yang sederhana tapi menggugah selera.
6. Angkringan Nganggo Suwe (Lek Adi) – Rasa Tradisional dalam Nuansa Warung
Meski tidak menyajikan gerobak, angkringan ini tetap memikat berkat menu unik seperti tongseng keong dan nasi bakar. Berlokasi di Kotagede, tempat ini kerap menjadi favorit mahasiswa dan warga sekitar.
7. Angkringan Klebengan – Kecap Manis Jadi Ciri Khas
Letaknya dekat kampus UGM dan UNY, menjadikan angkringan ini favorit mahasiswa. Ciri khasnya adalah tambahan kecap manis di lauk pauk yang dipanaskan, memberikan cita rasa unik yang membedakannya dari angkringan lain.
8. Angkringan Pak Satari – Warung Rasa Angkringan
Meski lokasinya jauh dari pusat kota, tepatnya di Jalan Magelang Km 15, angkringan ini tetap ramai karena menyajikan menu variatif dengan harga yang sangat terjangkau.
9. Angkringan Sendang – Gaya Modern dengan Cita Rasa Tradisional
Dengan dua lokasi strategis, angkringan ini memiliki daya tarik visual lewat kemasan nasi bertuliskan “Sendang”. Menu variatif dan suasana yang nyaman membuatnya digemari kaum muda.
10. Angkringan JAC (Pendopo nDalem) – Angkringan dalam Nuansa Bangsawan
Menghadirkan pengalaman makan angkringan dalam bangunan pendopo bergaya keraton, JAC cocok untuk keluarga. Selain menu klasik angkringan, tempat ini juga menyajikan kudapan tradisional langka seperti clorot, kipo, dan jadah manten.
Penutup: Angkringan, Lebih dari Sekadar Kuliner
Angkringan bukan hanya soal makanan murah atau tempat nongkrong malam hari. Ia adalah manifestasi filosofi hidup masyarakat Jogja yang sederhana, bersahabat, dan penuh solidaritas. Di tengah gemuruh modernitas dan persaingan kuliner kekinian, angkringan tetap berdiri tegak sebagai pengingat bahwa kehangatan dan kebersamaan tidak selalu harus dibayar mahal.