 |
| Gambar : Nagan Tour |
Jogjaterkini.id - Alun-alun Kidul Yogyakarta atau yang akrab disebut Alkid, menjadi salah satu destinasi populer yang tak pernah sepi pengunjung. Bukan hanya warga lokal, wisatawan dari luar kota hingga turis mancanegara pun kerap menjadikan kawasan ini sebagai tujuan utama saat berlibur di Kota Gudeg.
Keunikan Alkid terletak pada fungsinya yang tidak hanya sekadar ruang publik, tetapi juga menghadirkan perpaduan antara sejarah budaya keraton, mitos, hingga hiburan kekinian yang terus diminati.
Sejarah dan Filosofi di Balik Alkid Jogja
Berbeda dengan kebanyakan kota yang hanya memiliki satu alun-alun, Yogyakarta justru memiliki dua, yaitu Alun-alun Lor (utara) dan Alun-alun Kidul (selatan). Alkid sendiri merupakan bagian belakang Keraton Kasultanan Yogyakarta.
Dahulu, kawasan ini berupa tanah berpasir yang menurut catatan sejarah melambangkan panca indera manusia yang belum sempurna. Selain itu, Alkid pernah difungsikan sebagai tempat latihan prajurit hingga jalur prosesi pemakaman raja menuju kompleks makam Imogiri.
Kini, meski fungsinya telah berubah, nilai historis tersebut tetap menjadi daya tarik yang membuat Alkid berbeda dari sekadar lapangan kota biasa.
Aktivitas Populer di Alun-alun Kidul Yogyakarta
1. Menjajal Masangin
Tradisi masangin atau "masuk di antara dua beringin" adalah aktivitas paling legendaris di Alkid. Dengan mata tertutup, pengunjung mencoba berjalan lurus melewati dua pohon beringin kembar yang berada di tengah alun-alun.
Banyak yang percaya, siapa pun yang berhasil akan terkabul cita-citanya. Meski dianggap mitos, permainan ini tetap memikat pengunjung karena seringkali sulit dilakukan, bahkan setelah mencoba berulang kali.
2. Olahraga Pagi
Di sisi lain, Alkid juga menjadi lokasi ideal untuk olahraga ringan seperti joging dan senam, terutama di pagi hari. Suasana yang masih sejuk membuat kegiatan ini semakin menyenangkan sebelum kawasan dipadati pengunjung pada sore hingga malam.
3. Sepeda Hias dan Odong-odong
Menjelang malam, Alkid berubah menjadi pusat hiburan rakyat. Sepeda hias berlampu warna-warni serta odong-odong berbentuk mobil kecil menjadi daya tarik utama. Kendaraan ini biasanya dikayuh bersama-sama sehingga cocok untuk keluarga maupun rombongan teman.
Cahaya lampu dari sepeda dan odong-odong membuat suasana malam di Alkid semakin semarak, bahkan menjadi spot foto favorit bagi pengunjung.
4. Wisata Kuliner Malam
Belum lengkap rasanya berkunjung ke Alkid tanpa mencicipi jajanan khas Yogyakarta. Di sekitar alun-alun, banyak pedagang makanan mulai dari angkringan, jajanan tradisional, hingga minuman kekinian.
Pengunjung bisa duduk lesehan sambil menikmati sajian kuliner dengan suasana santai, menjadikan Alkid sebagai salah satu titik nongkrong malam yang selalu hidup hingga larut.
Lokasi, Akses, dan Biaya
Alun-alun Kidul Yogyakarta berlokasi di sebelah selatan Keraton Kasultanan. Dari pusat kota atau Stasiun Tugu, wisatawan bisa menempuh rute melalui Malioboro, melewati Alun-alun Lor, kemudian mengarah ke Jalan Ngasem hingga sampai ke Jalan Taman yang menuju langsung ke Alkid.
Kawasan ini terbuka untuk umum selama 24 jam karena juga merupakan jalur lalu lintas kota. Untuk masuk tidak dikenakan tiket, pengunjung hanya perlu membayar biaya parkir sekitar Rp3.000 untuk motor dan Rp5.000 untuk mobil.
Bagi yang ingin mencoba permainan masangin, biasanya tersedia sewa penutup mata sekitar Rp5.000. Sedangkan untuk sepeda hias atau odong-odong, tarifnya berkisar Rp50.000 tergantung jenis dan kapasitasnya.
Penutup
Alun-alun Kidul Yogyakarta bukan sekadar ruang terbuka, melainkan potret hidup budaya dan hiburan rakyat yang berpadu dalam satu tempat. Dari legenda masangin, wisata kuliner, hingga suasana malam yang semarak, Alkid selalu menghadirkan pengalaman berbeda bagi siapa saja yang datang.
Jika berencana ke Yogyakarta, jangan lewatkan kesempatan untuk mampir ke Alun-alun Kidul dan ra
