Jogjaterkini.id - Telur ayam ras menjadi komoditas penting bagi masyarakat, baik untuk kebutuhan rumah tangga maupun usaha kuliner. Pergerakan harga telur ini kerap kali dipengaruhi berbagai faktor seperti biaya distribusi, pasokan, dan permintaan. Di wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), harga telur ayam ras pada hari ini mengalami fluktuasi di beberapa kabupaten dan kota.
Berdasarkan data dari Direktorat Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan Badan Pangan Nasional pukul 10.00 WIB, harga telur ayam ras secara keseluruhan di DIY tercatat mengalami penurunan sebesar Rp 230 per kilogram. Penurunan ini membawa harga rata-rata telur ayam ras di DIY menjadi Rp 25.690 per kilogram.
Namun, harga di setiap wilayah DIY masih menunjukkan variasi yang berbeda-beda. Dilansir dari Tribun Jogja berikut adalah rincian harga telur ayam ras di lima kabupaten/kota di DIY:
Kulon Progo
- Status: Stabil
- Harga: Rp 26.000 per kilogram
Kulon Progo tetap mempertahankan harga telur ayam ras pada kisaran Rp 26.000 per kilogram tanpa perubahan sejak beberapa waktu terakhir.
Bantul
- Status: Stabil
- Harga: Rp 26.500 per kilogram
Di Kabupaten Bantul, harga telur juga bertahan stabil di Rp 26.500 per kilogram, menjadikannya salah satu yang tertinggi di wilayah DIY.
Gunungkidul
- Status: Naik
- Harga: Rp 26.000 per kilogram
Satu-satunya wilayah yang mengalami kenaikan harga adalah Gunungkidul, dengan kenaikan harga sebesar Rp 26.000 per kilogram. Kenaikan ini kemungkinan terkait dengan faktor distribusi atau peningkatan permintaan lokal.
Sleman
- Status: Stabil
- Harga: Rp 24.500 per kilogram
Harga telur di Sleman tetap stabil di Rp 24.500 per kilogram, menjadikannya wilayah dengan harga telur terendah di DIY saat ini.
Kota Yogyakarta
- Status: Turun
- Harga: Rp 26.000 per kilogram
Kota Yogyakarta mengalami penurunan harga menjadi Rp 26.000 per kilogram. Penurunan ini mungkin memberikan sedikit keringanan bagi konsumen lokal, terutama di tengah tekanan inflasi.
Faktor-Faktor Penyebab Fluktuasi Harga Telur di DIY
Fluktuasi harga telur di DIY tidak lepas dari berbagai faktor yang memengaruhi distribusi dan produksi. Permintaan tinggi dari sektor usaha kuliner sering kali menambah tekanan pada harga, terutama menjelang akhir pekan. Selain itu, biaya distribusi yang bervariasi antar wilayah juga memengaruhi stabilitas harga di beberapa kabupaten.
Harga telur yang cenderung stabil di beberapa wilayah, seperti Bantul dan Sleman, menunjukkan adanya ketahanan pasokan dan efisiensi distribusi yang lebih baik. Namun, kenaikan di Gunungkidul memperlihatkan potensi ketergantungan pada pasokan luar yang mungkin lebih rentan terhadap kenaikan biaya logistik.
Kesimpulan
Pergerakan harga telur ayam ras di wilayah DIY masih menunjukkan variasi yang cukup signifikan antar wilayah. Bagi konsumen, terutama yang berada di wilayah dengan harga stabil atau menurun, hal ini menjadi sedikit keringanan di tengah biaya hidup yang terus meningkat. Sementara itu, pemantauan harga oleh pemerintah dan Badan Pangan Nasional tetap diperlukan untuk menjaga stabilitas pasokan serta mengantisipasi lonjakan harga di masa mendatang.