![]() |
Gambar : Superlive,id |
Jogjaterkini.id — Daerah Istimewa Yogyakarta kembali membuktikan diri sebagai surga wisata dengan ragam destinasi unik yang memikat wisatawan lokal maupun mancanegara. Salah satu destinasi yang kini semakin menarik perhatian publik adalah Candi Sambisari, sebuah situs purbakala yang terletak di Dusun Sambisari, Kalasan, Sleman. Berbeda dari candi-candi lainnya, Candi Sambisari menyimpan keunikan tersendiri: lokasinya berada sekitar lima hingga enam meter di bawah permukaan tanah sekitar.
Kondisi geografis ini bukanlah hasil desain arsitektur semata, melainkan akibat peristiwa alam yang terjadi lebih dari seribu tahun silam. Berdasarkan catatan arkeologi, Candi Sambisari diperkirakan dibangun pada abad ke-10, masa kejayaan Kerajaan Mataram Kuno. Namun, pada awal abad ke-11, letusan dahsyat dari Gunung Merapi menyelimuti kawasan ini dengan abu vulkanik tebal, menyebabkan candi terkubur dan hilang dari pandangan selama berabad-abad.
Ditemukan secara tidak sengaja oleh seorang petani pada tahun 1966, proses ekskavasi dan pemugaran Candi Sambisari memakan waktu hampir dua dekade. “Penemuan candi ini menambah bukti kuat bahwa peradaban kuno di wilayah Yogyakarta banyak berpusat di bagian utara,” ungkap seorang arkeolog Balai Pelestarian Cagar Budaya Yogyakarta dalam wawancara sebelumnya.
Keindahan Arsitektur dan Suasana Asri Pedesaan
Setibanya di lokasi, wisatawan akan disambut oleh lanskap yang menakjubkan. Dari tepi atas, seluruh kompleks candi dapat terlihat utuh, menciptakan perspektif visual layaknya kastil kuno yang tersembunyi di dalam hutan. Anak tangga yang mengarah ke pelataran utama mempermudah pengunjung menjelajahi situs ini.
Suasana sejuk khas pedesaan juga menjadi nilai tambah tersendiri. Dikelilingi oleh pepohonan hijau dan area pertanian, Candi Sambisari menghadirkan harmoni antara sejarah dan keindahan alam yang jarang ditemukan di destinasi lain.
Kuliner Legendaris di Sekitar Candi
Selain menawarkan pesona sejarah dan visual, kawasan sekitar Candi Sambisari juga dikenal sebagai tempat wisata kuliner yang menggugah selera. Soto Bathok Mbah Karto menjadi ikon kuliner yang wajib dicoba oleh setiap wisatawan. “Setiap kali ke Sambisari, saya pasti mampir ke Soto Bathok. Rasa kuahnya khas dan bikin nagih,” ujar salah satu pengunjung asal Jakarta.
Tak jauh dari sana, tersedia pula Sop Diadol yang menawarkan cita rasa rumahan yang hangat dan lezat. Meskipun berlokasi di kawasan pedesaan, akses menuju warung-warung ini cukup mudah dan telah didukung oleh infrastruktur jalan yang baik.
Akses Mudah dan Fasilitas Lengkap
Candi Sambisari dapat diakses dengan mudah dari pusat Kota Yogyakarta. Jaraknya hanya sekitar 12 kilometer atau 30 menit perjalanan menggunakan kendaraan. Wisatawan bisa menempuh rute melalui Jalan Raya Jogja–Solo hingga menemukan gerbang Angkatan Akademi Udara (AAU), lalu belok kiri dan mengikuti jalan hingga sampai di lokasi. Alternatif lain, pengunjung bisa melalui Jalan Raya Tajem yang juga menawarkan rute yang nyaman.
Harga tiket masuk pun terjangkau. Pengunjung domestik cukup membayar Rp5.000, sementara turis asing dikenakan Rp10.000. Biaya parkir untuk kendaraan roda dua sebesar Rp2.000 dan mobil Rp5.000.
Demi kenyamanan pengunjung, pihak pengelola juga telah menyediakan fasilitas umum yang cukup memadai, seperti area parkir luas, mushola, toilet bersih, ruang informasi, gazebo untuk bersantai, dan papan informasi mengenai sejarah candi.
Jam Operasional
Candi Sambisari buka setiap hari mulai pukul 08.00 hingga 16.00 WIB. Waktu terbaik untuk berkunjung adalah pagi hari atau menjelang sore, ketika matahari tidak terlalu terik dan suasana terasa lebih teduh.