Jogjaterkini.id– Fluktuasi harga sembako di Kota Yogyakarta kembali terjadi pada Minggu, 18 Mei 2025. Fenomena ini tidak hanya berdampak pada daya beli masyarakat, tetapi juga menimbulkan tantangan tersendiri bagi para pedagang dan pelaku distribusi pangan. Salah satu komoditas yang mencuri perhatian adalah cabai merah keriting yang kembali melonjak tajam, menyusul tren harga yang sebelumnya sempat anjlok.
Berdasarkan pemantauan dari Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), harga cabai merah keriting pada hari tersebut menembus angka Rp 38.857 per kilogram, naik signifikan dibanding dua hari sebelumnya yang berada di kisaran Rp 33.000/kg. Kenaikan drastis ini menandai ketidakstabilan harga cabai sejak awal Mei, yang sempat turun naik tajam dalam waktu singkat.
Tren harga cabai ini menggambarkan situasi ketidakpastian pasokan dan distribusi yang masih menghantui sektor pertanian, khususnya di wilayah DIY. Pada 1 Mei, harga cabai merah keriting sempat berada di Rp 40.000/kg, namun turun drastis hingga ke level Rp 32.857/kg pada 13 Mei, sebelum akhirnya melesat lagi pada 18 Mei.
Harga Bahan Pokok Lain Masih Fluktuatif
Selain cabai, beberapa komoditas lain juga mengalami pergerakan harga. Dikutip dari DetikJogja Berikut ini sejumlah perubahan harga sembako di Kota Jogja per 18 Mei 2025:
-
Beras premium: stabil di Rp 14.000/kg
-
Bawang putih bonggol: naik tipis dari Rp 40.000 menjadi Rp 40.250/kg
-
Daging ayam ras: sedikit naik ke Rp 29.667/kg
-
Telur ayam ras: naik dari Rp 27.000 menjadi Rp 27.400/kg
-
Minyak goreng kemasan: naik ke Rp 18.500/liter
-
Tepung terigu curah: meningkat ke Rp 9.111/kg
-
Ikan tongkol: naik tipis ke Rp 35.000/kg
Di sisi lain, beberapa harga bahan pokok menunjukkan penurunan, seperti:
-
Cabai merah besar: turun ke Rp 27.143/kg
-
Cabai rawit merah: merosot ke Rp 25.143/kg
-
Bawang merah: turun ke Rp 33.750/kg
-
Minyak goreng curah: turun ke Rp 17.429/liter
-
Gula konsumsi: turun menjadi Rp 17.875/kg
Perubahan ini mencerminkan kondisi pasar yang belum sepenuhnya stabil, meskipun pasokan bahan pokok secara umum masih tersedia.
Faktor Penyebab Fluktuasi Harga
Kenaikan dan penurunan harga sembako di pasaran tidak terjadi begitu saja. Berbagai faktor memengaruhi dinamika ini. Dari sisi produksi, hasil panen yang menurun akibat cuaca ekstrem atau keterbatasan biaya petani kerap menjadi pemicu kelangkaan barang. Sedangkan di sisi distribusi, keterlambatan pengiriman dari daerah penghasil bisa menyebabkan lonjakan harga di tingkat konsumen.
Selain itu, volume pasokan dari daerah lain serta permintaan masyarakat turut membentuk harga. Ketika permintaan tinggi tetapi pasokan terbatas, harga pun melonjak. Demikian pula kompetisi antar pedagang juga berpengaruh—semakin banyak pemain di pasar, harga cenderung lebih kompetitif.
Menyikapi Situasi Pasar
Bagi masyarakat, informasi harga sembako yang akurat dan terkini menjadi penting dalam merencanakan belanja harian maupun bulanan. Di sisi lain, bagi pedagang, data ini menjadi dasar untuk menentukan strategi penjualan dan pengadaan stok.
Pemerintah daerah bersama instansi terkait diharapkan terus memantau dan menstabilkan harga dengan intervensi yang tepat, terutama pada komoditas-komoditas strategis seperti beras, cabai, dan minyak goreng. Upaya penguatan distribusi serta penyediaan pasokan langsung dari petani ke pasar juga perlu dioptimalkan guna meminimalisasi lonjakan harga yang merugikan konsumen.
Sebagai informasi tambahan, data harga di atas merujuk pada update dari Panel Harga Bapanas hingga Minggu, 18 Mei 2025 pukul 11.56 WIB. Harga di lapangan dapat bervariasi tergantung lokasi, biaya distribusi, dan kebijakan pedagang lokal.