TSMlBUA7TprpTUG5BSGlTfA7GA==

Penjualan Mobil Anjlok 27 Persen, Gaikindo Soroti Lesunya Ekonomi Global

 

Penjualan Mobil Anjlok 27 Persen, Gaikindo Soroti Lesunya Ekonomi Global
Gambar : KabarBusa

Jogjaterkini.id - Industri otomotif nasional tengah menghadapi tantangan serius. Penurunan drastis penjualan mobil sepanjang April 2025 menjadi sinyal peringatan keras bagi pelaku industri otomotif. Gabungan Industri Kendaraan Bermotor Indonesia (Gaikindo) pun angkat bicara, menyoroti kondisi ekonomi global yang melambat sebagai akar permasalahan utama.

Data yang dirilis sebelumnya menunjukkan bahwa penjualan mobil secara wholesales (distribusi dari pabrik ke dealer) hanya mencapai 51.025 unit pada April 2025, merosot tajam sebesar 27,8 persen dibandingkan bulan sebelumnya yang menyentuh angka 70.895 unit. Penurunan tidak hanya terjadi pada sisi wholesales, namun juga pada penjualan retail (dealer ke konsumen) yang anjlok 25,5 persen. Catatan tersebut menempatkan April sebagai bulan dengan penjualan terburuk sepanjang tahun ini.

Ketua Umum Gaikindo, Yohannes Nangoi, menjelaskan bahwa fenomena ini tak hanya menjadi masalah domestik, melainkan cerminan perlambatan ekonomi global yang turut memukul daya beli masyarakat secara luas.

“Karena memang ekonomi melambat bukan hanya Indonesia, kan seluruh dunia juga gitu,” ujar Nangoi saat diwawancarai pada Sabtu (17/5).

Ia juga mengapresiasi berbagai upaya yang telah dilakukan untuk menopang pasar otomotif nasional, mulai dari insentif pemerintah untuk kendaraan hybrid hingga dukungan lembaga pembiayaan. Namun, semua itu belum cukup untuk mengatasi tantangan terbesar saat ini: menurunnya daya beli.

“Tapi kami sudah berusaha yang terbaik, pemerintah bahkan memberi insentif buat hybrid, beberapa finance company juga mendukung kami. Tapi memang yang namanya daya beli dan ekonomi keseluruhan menurun,” lanjutnya.

Lebih jauh, Nangoi menyinggung fenomena sosial yang ikut memperparah kondisi pasar, yakni berkurangnya jumlah masyarakat kelas menengah atas yang selama ini menjadi tulang punggung penjualan mobil baru.

“Kalau dilihat juga ini masyarakat menengah atas Indonesia juga banyak yang turun kelas dan segala macam. Jadi itu yang bikin penjualan terganggu,” ungkapnya.

Meski demikian, Gaikindo tetap memandang ke depan dengan penuh harapan. Nangoi menyebut peluang perbaikan masih terbuka, terutama dengan momentum pameran otomotif besar yang akan digelar pada pertengahan tahun dan kondisi musim yang lebih mendukung.

“Tapi saya pikir itu enggak akan terlalu lama dan bisa recovery. Jadi kalau saya masih optimis bisa oke apalagi di Juli akan naik ada pameran besar, sudah mulai musim panas juga dan segala macam. Ya bisa membaik ya,” katanya optimistis.

Sebagai catatan, total penjualan mobil di Indonesia sepanjang 2024 lalu mencapai 865.723 unit, turun 13,9 persen dari tahun sebelumnya yang mencatatkan angka 1.005.802 unit. Angka ini memperlihatkan tren penurunan yang tak bisa diabaikan begitu saja.

Di tengah berbagai tantangan ini, industri otomotif nasional dituntut untuk beradaptasi lebih cepat dengan perubahan perilaku konsumen serta dinamika ekonomi makro. Strategi inovatif dan kolaborasi lintas sektor menjadi kunci untuk menjaga keberlanjutan pasar otomotif di masa mendatang.

Sumber : Detik

 

Ketik kata kunci lalu Enter

close