TSMlBUA7TprpTUG5BSGlTfA7GA==

Perang Harga Mobil Listrik Makin Sengit, BYD Picu Kepanikan di China

Perang Harga Mobil Listrik Makin Sengit, BYD Picu Kepanikan di China
Gambar : KataDataOto


Jogjaterkini.id - Raksasa otomotif China, BYD, memicu kegelisahan di sektor kendaraan listrik domestik setelah memangkas harga sejumlah model mobilnya secara signifikan. Langkah agresif ini menimbulkan kekhawatiran perang harga berkepanjangan yang bisa mengguncang stabilitas industri otomotif China dan menghantam produsen-produsen kecil yang rentan.

Salah satu pemangkasan paling mencolok terlihat pada model hatchback termurah BYD, Seagull, yang kini dibanderol hanya 55.800 yuan atau sekitar USD 7.765. Sebelumnya, model ini dijual hampir mendekati angka USD 10.000. Strategi harga ultra-kompetitif ini tak pelak membuat sejumlah pemain lain di pasar mobil listrik China waswas.

“Ini menunjukkan pertumpahan darah di akhir tahun ini,” ujar Tu Le, Direktur Pelaksana di lembaga penasihat industri Sino Auto Insights. Ia menilai strategi BYD dapat menjadi pemicu efek domino yang membahayakan produsen lain, terutama para pemain baru dan start-up.

“Ini bisa menjadi domino yang pada akhirnya memberikan tekanan pada pemain yang lebih lemah ataupun start-up seperti Neta dan Polestar yang sudah tertatih-tatih,” lanjut Tu Le.

Persaingan Memanas, Laba Tertekan

Perang harga yang dipicu BYD bukan hanya menekan kompetitor, tetapi juga berdampak pada nilai saham para produsen mobil di bursa. Situasi ini diperburuk dengan pernyataan keras dari Chairman Great Wall Motors, Wei Jianjun, yang menyatakan bahwa kondisi industri otomotif China kini sudah tidak sehat.

“Sektor otomotif China sangatlah tidak sehat,” tegasnya dalam wawancara dengan Sina Finance. Ia menyamakan tekanan harga dalam industri saat ini dengan krisis yang dialami Evergrande, perusahaan properti raksasa yang bangkrut akibat utang.

“Sekarang, Evergrande di industri otomotif sudah eksis, tapi belum sampai runtuh,” kata Wei Jianjun, mengibaratkan ada bom waktu dalam sektor ini yang tinggal menunggu ledakan.

Pasar Sesak, Start-Up Terancam

Selama satu dekade terakhir, pasar kendaraan listrik di China dibanjiri oleh berbagai start-up yang berlomba merebut pangsa pasar. Namun, data dari Jato Dynamics menunjukkan bahwa dari 169 produsen mobil yang ada, lebih dari setengahnya hanya mampu menguasai kurang dari 0,1 persen pangsa pasar.

Situasi ini mencerminkan betapa kerasnya persaingan di sektor tersebut, di mana skala ekonomi dan kemampuan efisiensi menjadi kunci bertahan. Para pemain kecil, tanpa dukungan modal dan jaringan distribusi yang kuat, kian tersisih.

Selain perang harga, fenomena lain yang turut menjadi sorotan adalah meningkatnya penjualan mobil bekas dengan jarak tempuh nol kilometer. Praktik ini ditengarai sebagai strategi produsen dan dealer untuk mengejar target penjualan, namun dinilai dapat menimbulkan distorsi pasar lebih lanjut.

Industri Dihadapkan pada Titik Kritis

Strategi BYD untuk menurunkan harga tampaknya bukan sekadar langkah taktis, melainkan bagian dari upaya dominasi pasar jangka panjang. Namun, di sisi lain, langkah ini menyeret industri otomotif China ke ambang krisis baru yang menyerupai krisis properti sebelumnya ditandai oleh persaingan brutal, keuntungan minim, dan potensi tumbangnya sejumlah pelaku pasar.

Dengan tekanan harga yang terus memburuk dan kondisi pasar yang penuh ketidakpastian, pertanyaan besar kini muncul: apakah industri otomotif China mampu bertahan, atau justru akan mengalami restrukturisasi besar-besaran?

Ketik kata kunci lalu Enter

close