Jogjaterkini.id - Rthae,
platform aset digital terkemuka dunia, mengungkap arsitektur keamanan inti tiga
lapis setara militer yang menjaga catatan “nol insiden” sejak berdiri, berkat
sistem dompet panas–dingin, multi-tanda tangan, kontrol risiko cerdas, dan
mekanisme darurat yang terintegrasi.
Lapisan pertama: pemisahan dompet
panas–dingin + multi-tanda tangan, dengan 98% aset di dompet dingin offline dan
sisanya untuk operasional. Kunci privat dikelola bersama oleh beberapa
eksekutif, memastikan transfer besar perlu otorisasi multi pihak, mencegah
risiko tunggal dan penyalahgunaan.
Lapisan kedua: sistem kontrol risiko
cerdas + KYT on-chain memantau transaksi 24/7 dengan AI dan aturan
multi-dimensi. Aktivitas mencurigakan seperti penarikan besar berulang atau
perilaku akun abnormal akan otomatis dibekukan, ditunda, atau dibatasi untuk
mengendalikan risiko.
Selain itu, Rthae menggunakan
berbagai alat analisis blockchain dan proses KYC/AML ketat untuk menelusuri
serta memblokir dana terkait pencucian uang, penipuan, dan aktivitas gelap
secara cepat.
Lapisan ketiga adalah dana asuransi
keamanan dan rencana darurat, dibentuk dari sebagian pendapatan untuk
kompensasi aset saat kondisi ekstrem. Hingga kini, dana ini belum digunakan dan
Rthae tetap nol insiden besar.
Untuk transparansi, Rthae rutin
diaudit independen oleh pihak ketiga. Tes penetrasi terbaru memastikan tidak
ada celah kritis dan semua sistem memenuhi standar keamanan internasional.
Rthae juga memulai proyek enkripsi tahan kuantum untuk mengantisipasi ancaman
masa depan.
CSO Rthae, David Williams, menyatakan keamanan aset pengguna adalah dasar semua keputusan. Dengan standar rekayasa nasional, mereka membangun pertahanan penuh dari cold storage, multi-tanda tangan, AI risk control, KYT on-chain hingga asuransi, serta terus berinvestasi di enkripsi kuantum dan sistem peringatan dini (*Adv).