TSMlBUA7TprpTUG5BSGlTfA7GA==

8 Kuliner Legendaris di Pasar Ngasem Jogja yang Wajib Kamu Coba

 

8 Kuliner Legendaris di Pasar Ngasem Jogja yang Wajib Kamu Coba


Jogjaterkini.id - Jika kamu berjalan di kawasan Taman Sari Yogyakarta dan merasakan suasana yang berbeda lebih teduh, ramai, tapi tetap hangat kemungkinan besar kamu sedang berada di sekitar Pasar Ngasem. Terletak di Jl. Polowijan No.11, Patehan, Kraton, pasar ini bukan sekadar tempat jual beli, tapi juga ruang publik yang memadukan sejarah, budaya, dan kuliner khas Jogja dalam satu kawasan yang hidup.

Dari Danau Keraton Menjadi Pusat Kuliner Rakyat

Berdasarkan arsip Museum Sonobudoyo, dulunya area Pasar Ngasem merupakan sebuah danau tempat Sultan Hamengku Buwono II bersantai menikmati suasana Keraton dari kejauhan. Seiring waktu, kawasan ini bertransformasi dari pasar burung menjadi sentra kuliner tradisional yang kini ramai dikunjungi warga lokal dan wisatawan.

Suasana pagi di Pasar Ngasem sangat khas. Aroma masakan, suara pedagang yang bersahut-sahutan, dan deretan warung sederhana menjadikan pengalaman kuliner di sini terasa begitu otentik dan penuh nostalgia. Tak hanya makanan, nilai budaya yang melekat pada setiap sajian membuat setiap suapan terasa seperti mengenang masa lalu.

Rekomendasi Kuliner Legendaris di Pasar Ngasem

Bagi pencinta wisata kuliner, berikut deretan warung dan jajanan ikonik di Pasar Ngasem yang wajib dicoba saat berkunjung.

1. Apem Beras Bu Wanti

Salah satu legenda kuliner di Pasar Ngasem adalah Apem Beras Bu Wanti, jajanan tradisional yang sudah dikenal sejak 1990-an. Dibuat menggunakan tungku arang dan resep turun-temurun, apem ini punya aroma wangi kelapa yang khas dengan tekstur lembut.


Dengan harga sekitar Rp 3.000–Rp 4.000, apem ini tak hanya lezat, tapi juga sarat makna budaya. Dalam tradisi Jawa, apem sering disajikan dalam acara syukuran dan permohonan ampunan, menjadikannya lebih dari sekadar camilan.

2. Warung Makan Yu Ira

Kalau datang pagi, jangan lewatkan Warung Yu Ira yang buka pukul 05.00–14.00 WIB. Warung ini terkenal dengan sistem prasmanannya yang memberi kebebasan memilih lauk dan sayur sesuai selera.
Menu andalannya adalah sate koyor empuk dengan bumbu meresap. Dengan harga sekitar Rp 20.000 per porsi lengkap dan minuman hanya Rp 5.000, suasananya yang hangat cocok untuk sarapan santai di tengah hiruk-pikuk pasar.

3. Warung Makan Bu Sirep

Buka hingga siang hari, Warung Bu Sirep jadi favorit bagi pencinta masakan rumahan khas Jawa. Menu seperti sambal krecek, pepes ikan, hingga sayur genjer tersaji dalam format prasmanan yang membuat pengunjung bebas berkreasi dengan piringnya sendiri.


Meski berada di tengah keramaian pasar, suasana di warung ini tetap nyaman dengan pelayanan yang cepat dan ramah.

4. Warung Makan Yu Ngademi

Bagi yang ingin suasana makan lebih tenang, Warung Yu Ngademi bisa jadi pilihan. Buka pukul 08.00–16.00 WIB, warung ini menyajikan menu seperti bubur krecek, sayur bobor daun kelor, tumis genjer, hingga lele mangut dan bandeng presto.


Harganya ramah di kantong, sekitar Rp 16.000 untuk satu lauk dan dua sayur. Konsep prasmanan dan rasa masakan kampung menjadikan tempat ini favorit bagi pecinta kuliner sederhana yang autentik.

5. Jenang Yu Jumilah Werna-warni

Ingin penutup yang manis? Coba Jenang Yu Jumilah, kuliner legendaris yang selalu ramai sejak pagi. Ada delapan varian jenang seperti jenang sumsum, jenang lobe-lobe, dan jenang ketan hitam.


Semua dibuat dengan bahan alami seperti ubi, santan, dan nangka. Dengan harga sekitar Rp 10.000 per porsi, jenang ini cocok untuk disantap di tempat atau dijadikan oleh-oleh khas pasar tradisional Jogja.

6. Dawet Durian Bu Oshin

Untuk yang mencari kesegaran, Dawet Durian Bu Oshin wajib dicoba. Potongan durian melimpah berpadu dengan cendol lembut dan santan gurih menciptakan cita rasa yang memanjakan lidah.
Harganya mulai Rp 7.000–Rp 13.000 per porsi. Tak heran jika dawet ini selalu jadi incaran pengunjung setiap pagi hingga siang hari.

7. Wedang Sendang Ayu Mbak Marsuwe

Menikmati wedang di tengah pasar tentu punya sensasi tersendiri. Wedang Sendang Ayu Mbak Marsuwe menyajikan minuman rempah yang diracik satu per satu, menghasilkan aroma hangat dan menenangkan.


Beberapa varian wedang yang tersedia antara lain seruni, empun-empun, jahe sereh, hingga ngunjuk tuwuk, dengan harga sekitar Rp 15.000 per gelas. Proses pembuatannya yang telaten membuat setiap gelas terasa istimewa.

8. Dawet Ireng Ayu Manis

Terakhir, ada Dawet Ireng Ayu Manis yang menawarkan sensasi berbeda. Cendol hitamnya dibuat dari arang alami, menghasilkan tekstur unik dengan kuah creamy berbasis fibre cream.


Dengan harga Rp 7.000–Rp 13.000, dawet ini cocok untuk penikmat minuman segar yang ingin mencoba varian non-santan. Buka sejak 06.30 pagi, tempat ini cepat ramai, terutama di akhir pekan.

Cita Rasa Jogja yang Tak Pernah Pudar

Pasar Ngasem bukan hanya tempat makan, melainkan ruang nostalgia dan kebersamaan warga Jogja. Di sini, makanan bukan sekadar produk dagangan, tapi juga wujud cinta pada tradisi dan kehidupan sehari-hari.


Jika kamu ingin merasakan denyut asli Yogyakarta dari keramahan warganya, aroma kulinernya, hingga kisah sejarahnya cukup datang pagi-pagi ke Pasar Ngasem, dan biarkan lidahmu menjadi saksi kehangatan kota ini.

Ketik kata kunci lalu Enter

close