![]() |
Gambar : Kompasiana |
Jogjaterkini.id - Daerah Istimewa Yogyakarta memang dikenal sebagai surganya kuliner sederhana dengan cita rasa istimewa. Salah satu yang masih bertahan dan terus menjadi magnet bagi mahasiswa maupun warga sekitar adalah Angkringan Pak Peyek. Sejak berdiri pada 2008, angkringan ini telah menjadi bagian dari kehidupan mahasiswa Universitas Gadjah Mada (UGM) sekaligus memberi warna tersendiri dalam dunia kuliner malam Jogja.
Dekat Kampus, Dekat Hati Mahasiswa
Berlokasi strategis di kawasan Blimbingsari, tepat di utara Apotek UGM, Angkringan Pak Peyek tidak pernah sepi pengunjung. Akses yang mudah dijangkau dari kos-kosan mahasiswa membuatnya kerap dijadikan tempat makan malam sekaligus tongkrongan santai.
“Saya ingin para mahasiswa dapat menikmati makanan yang saya olah dan mempunyai tempat tongkrongan yang dekat dari kampus dan kos mahasiswa,” ujar Hartono, pemilik Angkringan Pak Peyek.
Kesederhanaan konsep dengan gerobak kayu dan kursi panjang justru menjadi daya tarik utama. Banyak mahasiswa merasa lebih nyaman karena suasananya akrab, hangat, dan tidak kaku.
Menu Variatif dan Harga Terjangkau
Soal menu, jangan khawatir kehabisan pilihan. Angkringan ini menghadirkan ragam hidangan khas yang cocok untuk semua kalangan. Dari nasi sambal teri, oseng tempe, hingga nasi sambal bandeng, semuanya bisa dinikmati dengan harga ramah di kantong.
Aneka gorengan seperti tempe, bakwan, tahu, hingga pisang goreng juga tersedia. Tidak ketinggalan pilihan sate, mulai dari sate usus, sate telur, sate kerang, hingga sate tempura yang menjadi favorit mahasiswa.
“Pelayanannya ramah, menu bervariasi, dan rasanya enak. Saya tidak pernah bosan datang ke sini,” kata Mujib, salah satu pelanggan setia.
Minumannya pun tak kalah lengkap. Ada teh jahe, jeruk nipis, susu jahe, hingga minuman kemasan modern. Kombinasi makanan dan minuman sederhana inilah yang membuat banyak orang betah berlama-lama.
Lebih dari Sekadar Kuliner
Keberadaan Angkringan Pak Peyek ternyata juga memberi manfaat bagi warga sekitar. Mereka tidak perlu jauh-jauh mencari makanan saat malam karena cukup berjalan kaki. Bahkan, menu minuman berbasis jahe sering menjadi pilihan warga untuk menjaga kesehatan, mulai dari mengatasi masuk angin, sakit kepala, hingga meningkatkan imun tubuh.
Hartono pun berusaha mengikuti perkembangan tren kuliner. Ia terbuka menerima masukan agar hidangannya tetap sesuai selera generasi muda, namun tetap bisa dinikmati kalangan yang lebih dewasa. Dengan begitu, angkringan ini tetap relevan di tengah banyaknya pilihan kuliner baru di Jogja.
Jam Operasional dan Suasana Terbaik
Bagi yang ingin merasakan suasana paling ramai, waktu ideal berkunjung adalah pukul 19.00–21.00. Saat itu, atmosfer hangat khas angkringan benar-benar terasa. Meski begitu, Anda tidak perlu khawatir datang terlalu malam. Angkringan Pak Peyek buka dari pukul 16.00 hingga 04.00 dini hari.
Namun, ada catatan penting: angkringan ini tidak buka setiap hari. Dalam sepekan, biasanya ada 2–3 hari libur karena pemilik menerima pesanan untuk hotel maupun event tertentu.
Angkringan, Filosofi Kesederhanaan
Lebih dari sekadar tempat makan, angkringan di Jogja—termasuk Angkringan Pak Peyek—menyimpan filosofi tentang kebersamaan dan kesederhanaan. Dari kursi panjang kayu, obrolan ringan, hingga secangkir teh panas, semua mampu menyatukan mahasiswa, warga, hingga wisatawan tanpa memandang status sosial.
Bagi Anda yang ingin merasakan pengalaman kuliner khas Jogja yang otentik sekaligus penuh cerita, Angkringan Pak Peyek layak masuk daftar destinasi malam Anda di Yogyakarta.
📍 Alamat: Jl. Sarjidto Barat UGM, Utara Apotek UGM, Blimbingsari, Yogyakarta
🕓 Jam Buka: 16.00 – 04.00 WIB (libur 2–3 hari per minggu, menyesuaikan pesanan event/hotel)