![]() |
| Gambar : Suara Merdeka |
Jogjaterkini.id — Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyoroti adanya pihak yang selama ini disebut menahan laju pertumbuhan ekonomi Indonesia agar tidak melampaui kisaran 5 persen. Temuan itu terungkap saat ia membahas fenomena demand pull inflation, atau inflasi yang melonjak ketika permintaan masyarakat melampaui kapasitas pertumbuhan ekonomi nasional.
“Berapa itu (laju pertumbuhan ekonomi potensial Indonesia)? Kalau BI (Bank Indonesia) ngitungnya 5 (persen), salah hitung kali ya? Yang lain juga hitungnya 5 (persen),” ujar Purbaya dikutip dari CNN Indonesia.
Menurut Purbaya, angka 5 persen tidak cukup untuk menyerap seluruh angkatan kerja baru yang terus bertambah setiap tahun. Ia menilai potensi pertumbuhan ekonomi Indonesia seharusnya berada di kisaran 6,5 hingga 6,7 persen.
“Saya pikir antara 6,5 persen–6,7 persen, tengah-tengahnya di situ. Jadi, kalau kita dekat-dekat ke arah sana sudah lumayan,” lanjutnya.
Pengangguran Jadi Indikator Penting
Purbaya menegaskan bahwa Indonesia belum mencapai pertumbuhan ekonomi potensial tersebut, terutama setelah terpukul krisis akibat pandemi Covid-19. Kondisi inilah yang disebut menjadi penyebab utama masih tingginya tingkat pengangguran.
“Saya punya banyak stok pengangguran nih. Saya geber pertumbuhan ekonomi 7 persen, 8 persen dalam beberapa tahun, belum ngabisin tuh orang-orang yang pengangguran itu. Jadi, tidak akan menyebabkan demand pull inflation. Kenapa kita takut ekonomi tumbuh di atas 6 persen? Itu pandangan yang salah. Mereka mesti baca buku lagi,” tegasnya.
Ia menambahkan bahwa ketakutan akan ‘ekonomi kepanasan’ seharusnya tidak menjadi alasan memperlambat pertumbuhan.
“Ini masalah yang serius banget. Ini fondasi yang membuat kita enggak bisa tumbuh di atas 6 persen selama ini. Karena begitu 5 (persen) mendekati 6 (persen), diperlambat. 5 (persen) mendekati 6 (persen), diperlambat. Karena takut ekonomi kepanasan. Kepanasan apa? Orang pengangguran masih banyak,” ucapnya menegaskan.
Target Pertumbuhan Ekonomi di Era Pemerintahan Baru
Melihat kondisi tersebut, Purbaya menargetkan perekonomian Indonesia mampu tumbuh di atas 5,5 persen secara tahunan (year on year) pada kuartal IV 2025. Jika tercapai, maka pertumbuhan ekonomi sepanjang tahun 2025 diperkirakan berada di angka 5,2 persen.
Ia optimistis geliat ekonomi nasional akan meningkat secara bertahap dalam beberapa tahun ke depan. “Saya pikir selama program-program dijalankan harusnya bisa lebih cepat karena private sector juga saya harapkan tahun depan bisa jalan lebih aktif. Tahun depannya lagi lebih cepat lagi. Mungkin di tahun kelima kita sudah kelihatan, tahun kelima Pak Prabowo ya, sudah mulai lihat tuh bayangan-bayangan ke 8 persen,” ungkapnya.
Pernyataan Purbaya menjadi sorotan karena membuka pandangan baru terhadap persoalan klasik ekonomi Indonesia: laju pertumbuhan yang stagnan di sekitar 5 persen. Ia menilai, jika kebijakan ekonomi diarahkan untuk mendorong produktivitas dan menciptakan lapangan kerja secara masif, maka pertumbuhan di atas 6 persen bukan hal mustahil untuk dicapai.

