TSMlBUA7TprpTUG5BSGlTfA7GA==

Ratusan Siswa SMA Teladan dan SMA Muhammadiyah 7 Jogja Diduga Keracunan Usai Santap Menu MBG, Operasional SPPG Wirobrajan Dihentikan Sementara

 

Ratusan Siswa SMA Teladan dan SMA Muhammadiyah 7 Jogja Diduga Keracunan Usai Santap Menu MBG, Operasional SPPG Wirobrajan Dihentikan Sementara


Jogjaterkini.id - Program Makan Bergizi Gratis (MBG) di Yogyakarta tengah menjadi sorotan. Sebanyak 426 siswa SMA Negeri 1 Yogyakarta (SMA Teladan) dan 65 siswa SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta mengalami gejala sakit perut hingga diare setelah menyantap menu MBG pada Rabu (15/10/2025).

Kepala SMA Negeri 1 Yogyakarta, Ngadiya, mengatakan gejala mulai dirasakan para siswa pada Kamis (16/10) dini hari.
Ada yang diare sampai dua kali, tiga kali, tapi juga ada yang hanya sakit perut saja,” ujarnya, Kamis (16/10/2025).

Pihak sekolah melakukan pemeriksaan ke seluruh kelas dan mendapati 426 siswa dari total 972 siswa mengalami keluhan serupa, sebagian di antaranya bahkan harus berobat ke fasilitas kesehatan meski tidak sampai dirawat inap.

Tadi pagi kami kroscek ke seluruh kelas. Dari hasilnya, tercatat 426 siswa mengalami sakit perut tadi malam, sekitar pukul 1 sampai pukul 3 dini hari,” tambah Ngadiya.

Meski begitu, mayoritas siswa tetap masuk sekolah. Hanya 33 siswa yang tidak hadir, sebagian karena masih sakit, sebagian lainnya izin dengan alasan lain.

Diduga Berasal dari Menu Ayam MBG

Ngadiya menyebut, pihak Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Wirobrajan telah datang ke sekolah untuk memeriksa kasus tersebut.
Dari pihak SPPG mengakui bahwa kemungkinan memang ada keracunan dari MBG yaitu dari ayamnya. Proses memasaknya kemruputen, jadi terlalu awal,” jelasnya.

Menurut penjelasan pihak SPPG, ayam seharusnya dimasak sekitar pukul 08.00, dikemas pukul 09.00, dan dikirim pukul 11.00. Namun, proses itu dilakukan lebih cepat dari jadwal. Menu yang disajikan kepada siswa terdiri dari nasi, ayam saus barbeque, salad, dan pisang.

SPPG sudah menyatakan akan bertanggung jawab dan meng-cover seluruh kebutuhan penanganan. Mereka juga berjanji memastikan hal seperti ini tidak terulang lagi,” imbuh Ngadiya.

Siswa Mengaku Trauma

Beberapa siswa yang mengalami gejala keracunan mengaku trauma untuk kembali mengonsumsi menu MBG.
Udah trauma, nggak mau lagi. Hari ini masih sakit, tadi sudah tiga kali diare. Belum berobat sih, tapi nanti mau ke rumah sakit, mau ngecek,” kata salah satu siswi kelas XII saat ditemui di SMA Teladan.

Ia mengaku tidak mencurigai rasa makanan saat disantap, namun gejala muncul beberapa jam kemudian.
Sebenarnya nggak ada rasa aneh, cuma pas pulang demam terus malamnya langsung diare.

Menurut siswi lain, belasan temannya di kelas juga mengalami hal serupa.
Kebetulan kemarin saya lupa nge-list untuk tidak ambil, jadi terpaksa makan, malah ternyata bikin sakit perut,” ujarnya.

65 Siswa Muhammadiyah 7 Jogja Juga Alami Gejala

Kasus serupa juga terjadi di SMA Muhammadiyah 7 Yogyakarta. Kepala sekolah, Darmansyah, membenarkan 65 siswanya mengalami sakit perut dan diare ringan.
Memang ada kejadian tapi tidak berat, ya diare, ada anak-anak sampai 2–3 kali. Tapi mereka semua tetap masuk sekolah, artinya nggak masalah,” ujar Darmansyah, Kamis (16/10).

Ia menjelaskan, sekolah memiliki 351 siswa, dan semua menerima jatah MBG. Namun, tidak semua siswa mengonsumsinya. Makanan sisa bahkan sempat diberikan kepada siswa Kelas Khusus Olahraga (KKO).

Meski demikian, Darmansyah enggan memastikan penyebab pasti gejala tersebut.
Saya nggak berani mengatakan itu sakit karena MBG. Secara laboratorium kami tidak memeriksa, jadi belum ada bukti klinis,” ujarnya.

Menurutnya, waktu distribusi MBG kemungkinan berpengaruh terhadap jumlah siswa yang mengalami gejala.
Kita jam 8.30 MBG datang, jam 9.00 dimakan. Kalau Muhammadiyah 3 itu jam 7.00, jadi masih fresh. Kalau Teladan siang,” jelasnya.

Wali Kota Jogja Setop Sementara Operasional SPPG Wirobrajan

Menanggapi kasus ini, Wali Kota Yogyakarta, Hasto Wardoyo, langsung turun tangan memeriksa kondisi di SMA Teladan dan SPPG Wirobrajan. Hasto memastikan operasional SPPG tersebut dihentikan sementara hingga dua minggu ke depan sambil menunggu hasil evaluasi.

Kalau ada situasi seperti ini ya harus dihentikan sementara. Itu bagian dari protap,” kata Hasto di SMA Teladan, Kamis (16/10/2025).

Ia menjelaskan, dari hasil pemeriksaan, makanan diberikan ke siswa sekitar pukul 11.20 WIB dan gejala muncul sekitar pukul 01.00 WIB dini hari.
Kalau melihat jeda waktu sekitar 12–13 jam, dugaan saya kalau ada hubungannya, maka itu bakterial,” jelas Hasto.

Sampel makanan MBG pun telah dikirim ke laboratorium kesehatan daerah (Labkesda) untuk diperiksa lebih lanjut.
Kalau sarana di SPPG sebenarnya sudah sesuai standar, tapi memang menu ayam itu termasuk menu baru. Kita tetap menunggu hasil laboratorium untuk memastikan,” tambahnya.

Hasto menegaskan, penghentian sementara SPPG akan berlangsung hingga hasil pemeriksaan keluar.
Kalau teorinya dua minggu, paling cepat satu minggu, tapi informasi dari SPPG bisa sampai dua minggu,” tutupnya.


Sumber : DetikJogja

Ketik kata kunci lalu Enter

close