TSMlBUA7TprpTUG5BSGlTfA7GA==

DPAD DIY Dorong Peningkatan Literasi di Pedesaan melalui Bedah Buku

 

DPAD DIY Dorong Peningkatan Literasi di Pedesaan melalui Bedah Buku


Sleman, Jogjaterkini.id – Dinas Perpustakaan dan Arsip Daerah (DPAD) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) terus berupaya meningkatkan literasi masyarakat melalui kegiatan bedah buku yang merambah hingga ke desa-desa. Salah satu kegiatan tersebut diadakan di Desa Sendangarum, Minggir, Sleman, di mana masyarakat diajak untuk membedah buku berjudul Menggali ke Puncak Hati. Buku ini diakui memiliki nilai penting dalam aspek kejiwaan yang sering kali diabaikan oleh masyarakat.

Kurniawan, Kepala DPAD DIY, menjelaskan bahwa kegiatan bedah buku ini bertujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat, yang tidak hanya sekadar kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga kemampuan mengolah informasi dan pengetahuan sehingga dapat dimanfaatkan secara optimal. "Dalam pengertian yang lebih luas lagi adalah bagaimana mengolah ilmu pengetahuan dan informasi sehingga bermanfaat," jelas Kurniawan saat memberikan sambutan di Gedung Serbaguna TPA Sanan, Sendangarum, pada Kamis (15/8/2024).

Ia menambahkan bahwa melalui kegiatan ini, masyarakat diharapkan lebih peduli terhadap buku, terutama yang ada di pojok baca dan perpustakaan sekitar mereka. "Sehingga harapan kami meningkatkan literasi masyarakat sesuai dengan potensi di sekitar masyarakat," lanjut Kurniawan.

Bedah buku di Sendangarum kali ini mengupas buku Menggali ke Puncak Hati yang dianggap relevan dengan kondisi masyarakat saat ini. Kurniawan menekankan pentingnya memperbaiki diri melalui pengelolaan hati dan mental, terutama di tengah krisis yang melanda berbagai aspek kehidupan, termasuk krisis moral dan psikologis. "Satu-satunya jalan kita perbaikan diri itu bukan dari orang lain tapi dari diri kita sendiri," ujarnya dengan tegas.

Menambahkan penjelasan Kurniawan, Anggota DPRD DIY, Sofyan Setyo Darmawan, mengungkapkan bahwa pengelolaan hati dan jiwa sering kali diabaikan, padahal hal tersebut merupakan pusat dari kualitas diri seseorang. "Secara umum masih luput dari perhatian. Kita secara umum masih memperhatikan jasmani kita, lebih memperhatikan badan kita," ungkap Sofyan.

Sofyan juga menyoroti tingginya angka prevalensi gangguan jiwa di DIY, yang menurutnya, berakar dari ketidakmampuan mengelola hati dan jiwa. Ia berharap bahwa kegiatan bedah buku ini dapat menjadi salah satu solusi untuk mengedukasi masyarakat tentang pentingnya pengelolaan hati. "Mudah-mudahan ini menjadi salah satu langkah solutif masyarakat teredukasi dari buku ini tentang mengelola hati," tutupnya.

Kegiatan bedah buku seperti ini diharapkan dapat terus berlanjut, menjangkau lebih banyak desa, dan menjadi sarana untuk memperkuat literasi masyarakat, tidak hanya dalam hal kemampuan membaca dan menulis, tetapi juga dalam memanfaatkan informasi dan pengetahuan untuk kemajuan bersama.

Sumber : Harian Jogja

Ketik kata kunci lalu Enter

close
banner pasang iklan 970x90 pewarta network